Persaingan antara Lewis Hamilton dan Nico Rosberg adalah salah satu duel paling sengit dalam sejarah Formula 1 modern. Sebagai rekan setim di Mercedes dari 2013 hingga 2016, mereka mengalami pasang surut hubungan yang berubah dari sahabat menjadi rival penuh ketegangan. Rivalitas ini mencapai puncaknya saat keduanya bersaing ketat untuk gelar juara dunia, yang akhirnya memuncak dengan Rosberg pensiun setelah kemenangan dramatis di musim 2016.
Awal yang Damai (2013): Kerja Sama di Era Baru
Hamilton dan Rosberg sudah saling mengenal sejak kecil, pernah berteman dan bahkan berbagi apartemen saat membalap di karting. Ketika Hamilton meninggalkan McLaren dan bergabung dengan Mercedes pada 2013, awalnya hubungan mereka cukup baik. Mercedes saat itu belum mendominasi F1, sehingga tidak ada banyak ketegangan di antara mereka.
Namun, begitu regulasi mesin turbo hybrid diberlakukan pada 2014, Mercedes menjadi tim terkuat di grid. Dengan mobil yang sangat superior dibanding tim lain, satu-satunya pesaing mereka untuk gelar hanyalah rekan setim sendiri. Dari sinilah, rivalitas mulai memanas.
2014: Awal Ketegangan dan Kontroversi Monaco
Di 2014, Hamilton dan Rosberg bertarung sengit sepanjang musim, dengan beberapa momen kontroversial. Salah satu insiden paling terkenal terjadi di Monaco GP, ketika Rosberg keluar jalur saat kualifikasi di tikungan Mirabeau, menyebabkan bendera kuning yang membuat Hamilton tidak bisa mencatatkan waktu lebih cepat. Hamilton merasa Rosberg sengaja melakukan itu untuk mengamankan pole position, tetapi stewards tidak memberikan hukuman.
Ketegangan semakin meningkat di GP Belgia, ketika Rosberg menyenggol Hamilton di awal balapan, menyebabkan Hamilton mengalami kerusakan ban dan akhirnya gagal finis. Hamilton sangat marah dan menyebut Rosberg sengaja menabraknya. Tim Mercedes bahkan harus turun tangan untuk menenangkan situasi.
Pada akhir musim, Hamilton akhirnya memenangkan gelar juara dunia, tetapi hubungan mereka mulai retak.
2015: Dominasi Hamilton, Kekecewaan Rosberg
Di musim 2015, Hamilton lebih unggul dari Rosberg dan memenangkan gelar dengan lebih mudah dibanding tahun sebelumnya. Salah satu momen paling memalukan bagi Rosberg terjadi di GP Amerika Serikat, ketika Hamilton menyalipnya secara agresif di tikungan pertama dan mengunci gelar juara dunia dengan tiga balapan tersisa.
Setelah balapan, Rosberg marah dan terlihat melempar topi yang diberikan Hamilton di ruang tunggu podium. Ini menunjukkan bahwa hubungan mereka semakin memburuk.
2016: Perang Total dan Pensiunnya Rosberg
Pada 2016, Rosberg tampil jauh lebih kuat dan memenangkan tujuh dari sepuluh balapan pertama, sementara Hamilton mengalami beberapa masalah teknis. Namun, Hamilton bangkit di paruh kedua musim dan kembali ke jalur perebutan gelar.
Puncak rivalitas terjadi di GP Spanyol, ketika kedua pembalap bertabrakan di lap pertama dan harus keluar dari balapan. Ini membuat Mercedes semakin khawatir dengan persaingan internal mereka.
Musim berakhir dengan drama di GP Abu Dhabi 2016. Hamilton, yang harus menang dengan Rosberg finis lebih rendah dari posisi tiga untuk merebut gelar, secara sengaja memperlambat laju balapan agar pembalap di belakang Rosberg bisa menyalipnya. Meskipun begitu, Rosberg tetap finis di posisi kedua dan mengamankan gelar juara dunia pertamanya dengan selisih lima poin dari Hamilton.
Hanya lima hari setelah menjadi juara dunia, Rosberg mengejutkan dunia dengan mengumumkan pensiun dari F1, mengatakan bahwa ia telah mencapai puncak kariernya dan tidak ingin mengulangi pertarungan melelahkan dengan Hamilton.
Kesimpulan: Rivalitas yang Meninggalkan Warisan
Hamilton vs. Rosberg adalah salah satu persaingan paling intens dalam sejarah F1, bukan hanya karena pertarungan mereka di lintasan, tetapi juga karena elemen emosional yang menyertainya. Dari persahabatan masa kecil hingga menjadi rival sengit, hubungan mereka benar-benar berubah dalam empat tahun bersama di Mercedes.
Pada akhirnya, Hamilton melanjutkan dominasinya dengan Mercedes, sementara Rosberg memilih pensiun setelah mencapai mimpinya. Rivalitas ini menjadi contoh bagaimana persaingan dalam satu tim bisa menjadi sangat panas, bahkan di antara dua orang yang dulu berteman baik.
Menurut Anda, apakah Rosberg pensiun karena takut menghadapi Hamilton lagi, atau karena ia memang sudah mencapai apa yang diinginkannya?
0 Comments:
Posting Komentar